Alangkah indahnya bulan ini, dimana ibadah yang kita lakukan akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Maka, apakah dibulan Ramadhan hanya diisi dengan tiduran saja? Owh… sayang sekali orang-orang seperti itu.
Sebagaimana petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam bulan Ramadhan adalah:
1. Memperbanyak amal kebajikan:
Seperti menolong orang yang membutuhkan, bersedekah ada fakir miskin, menyamaikan kebaikan apapun keada orang yang mungkin kita hubungi. Amal-amal ini meskipun diperintah diluar puasa tetapi di bulan Ramadhan semakin dituntut.
Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam manusia yang paling dermawan dengan kebaikan, dan paling dermawan adalah dalam bulan Ramadhan saat beliau menemui Jibril ‘Alaihi Sallam. Jibril menemuinya pada setiap malam di bulan Ramadhan hingga ramadhan usai, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyetorkan bacaan al-Qur’an kepadanya. Apabila beliau ditemui oleh Jibril maka beliau adalah orang yang lebih pemurah dengan kebaikan dari pada angin yang diutus (dengan membawa rahmat) (HR. Bukhari, 1902)
Ahmad (2042) menambahkan: “Beliau tidak diminta sesuatu melainkan pasti memberikannya”
Dalam hadits Jabir Radhiallahu ‘Anhu, ia berkata: Tidak pernah Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diminta sesuatu lalu berkata : Tidak.
Sebagaian ahli ilmu berkata: “Yang dimaksud dengan angin diatas adalah angin pembawa rahmat yang diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menurunkan air hujan yang menjadi sebab hidubnya tanah-tanah yang tandus dan yang lainnya yang berarti kebaikan nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merambah semua orang baik yang papa maupun yang kaya, lebih banyak dari pada rahmat yang muncul dari angin.
2. Bersungguh-sungguh dalam berbagai macam ibadah:
Ibnul Qayyim dalam Zadul ma’ad (2/32) mengatakan: “Diantara petunjuknya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada bulan Ramadhan adalah memperbanyak ibadah….. Beliau menjadi paling pemurah pada bulan Ramadhan; beliau memperbanyak sedekah, membaca al-Qur’an, shalat, dzikir, dan I’tikaf. Beliau mengkhususkan Ramadhan dengan ibadah apa yang tidak beliau khususkan pada bulan-bulan lain.”
Dan Ijtihad beliau pada sepuluh terakhir melebihi ijtihadnya pada lmalam-malam lain. Pada malam-malam akhir itu beliau membangunkan istri-istrinya, mengikat pinggang dan bersemangat. (HR. Bukhari, 2024; Muslim, 1174, dari Aisyah)
Mari berlomba-lomba menjaring pahala dibulan Ramadhan kali ini agar kita semua mendapatkan derajat taqwa dari Allah swt., dan mungkin saja tahun depan kita takkan berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan. Keep Hamasah!
Sumber: @Qiblati
Tinggalkan Balasan