Setiap orang tentu memandang pahlawan seseorang yang luar biasa. Jika dahulu pahlawan adalah orang yang berjuang melawan penjajah negeri ini, maka tentu saja sekarang berbeda. Tapi bukan berarti peluang menjadi pahlawan tidak ada. Bahkan saat ini, peluang tersebut sangat terbuka sekali. Memang musuh bangsa ini sekarang bukan lagi penjajah, tetapi bukankah kebodohan adalah musuh kita? Bukankah kemiskinan juga musuh kita?
Berani Berbuat Baik
Sebagaimana kita ketahui, semangat para sahabat nabi saat berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dalam upaya melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Sebagaimana kisah Umar bin Khattab ra. dan Abu Bakar ash Shiddiq pada perang Tabuk. Rasulullah saw. pada waktu itu menyeru kepada para sahabatnya untuk memberikan sedekah sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Umar bin Khattab ra. bergegas pulang untuk mengambil setengah hartanya untuk diinfakkan dan dalam hatinya dengan perasaan gembira bahwa hari ini akan bersedekah melebihi Abu Bakar ra. setelah Umar memberikan sedekahnya, Rasulullah bertanya kepada Umar ra. “Apa ada yang kamu tinggal untuk keluargamu, wahai Umar? Umar ra. pun menjawab, Ya, ada yang saya tinggalkan, wahai Rasulullah saw.” Rasulullah saw. bertanya lagi, “Berapa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?” Ia menjawab, “Saya telah tinggalkan setengahnya.”
Tidak berapa lama kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh harta bendanya lepada Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw. bertanya kepada Abu Bakar, “Apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu, wahai Abu Bakar?” Abu Bakar menjawab, ”Saya meninggalkan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka.” Mendengar hal itu Umar bin Khattab ra. berkata, “Sejak saat ini saya mengetahui bahwa sekali-kali tidak dapat melebihi Abu Bakar dalam hal sedekah.”
Hadapilah Segala Rintangan
Sebuah petuah bijak mengatakan bahwa “Orang besar menepuh jalan kearah tujuan melalui rintangan dan kesukaran yang hebat”. Memang untuk menjadi pahlawan dibutuhkan keberanian dalam menghadapi resiko.
Lihatlah orang-orang selain kita, dengan tanpa malu selalu memarken kebaikan-kebaikan mereka walau hanya membagi-bagi mie dan gula – itupun tidak banyak. Tetapi mereka mengeksposnya di media. Seakan-akan hanya mereka yang baik.
Sedangkan kita yang dari lahir sampai meninggal beramal sosial mengapa tidak kita umumkan. Kita tahu, kita sebenarnya layak menjadi pahlawan. Kita sanggup membantu meringankan beban orang dengan amal-amal kita. Sehingga dengan demikian, orang lain ‘iri’ dan ikut tergerak hatinya untuk berbuat yang sama.
Semoga kita semua terinspirasi dan menginspirasikan untuk terus menjadi pahlawan. Dan akhirnya Islam rahmatan lil ‘alamin akan segera terwujud. Wallahua’lam.
Ust. Asfahani Abdul Manan (Direktur Utama kotakamal INDONESIA)
Tinggalkan Balasan